Jumat, 23 Desember 2016

makalah ahlak dan budaya buton fakultas ekonomi unidayan | darno_ufatma



TUGAS MAKALAH
(AHLAK DAN BUDAYA BUTON)










Disusun Oleh:
                                      Nama        :         DARNO UFATMA
                                      NPM          :         15  -  310  -  025


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2016


KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunianya yang berupa kesehatan sehingga penilih dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang diangkat adalah ÁHLAK DAN BUDAYA BUTON”
 Makalah ini ditulis dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah “Ahlak Dan Budaya Buton” dan menambah wawasan bahan bacaan tentang “Ahlak dan Budaya Buton” serta menambah ilmu yang terdapat dari bahan makalah ini.
Telah diupayakan agar isi makalah ini dapat memenuhi harapan Dosen mata kuliah ‘’Ahlak dan Budaya Buton” Dengan segala keterbatasan, penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran pembaca, penulis terima demi perbaikan-perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya.

                                                                                                        Penulis

                                                                                                        Darno Ufatma


DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... .... I
KATA PENGANTAR ........................................................................................ II
DAFTAR ISI........................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang................................................................................... .... 1
B.   Visi Misi............................................................................................... .... 1
C.   Rumusan Masalah .......................................................................... .... 2
D.   Tujuan Masalah ................................................................................ .... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.   Pembentukan Ilmu Ahlak................................................................ .... 3
B.   Pembinaan ahlak anak remaja....................................................... .... 3
C.   Arti Kesehatan jiwa mental.............................................................. .... 4
D.   Pengaruh Ahlak Bagi Manusia...................................................... .... 4
E.   Budaya Buton.................................................................................... .... 5
F.    Macam-macam Budaya Religi di Buton........................................     7
G.   Makna-makna Budaya Kesultanan Buton .................................. .... 9
H.   Tradisi masyarakat kesultanan Buton........................................... .... 10
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan........................................................................................ .... 12
B.   Saran .................................................................................................. .... 12

DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
            Dalam budaya bangsa Indonesia sendiri kaya akan budaya bangsanya, sebagian besar budaya dapat diekspresikan dan artikulasi dari hasil cipta, karsa dan karya. Pada dasarnya budaya Indonesia banyak berkembang di berbagai daerah tetapi demikian budaya timur masuk dan budaya Indonesia sendiri lama kelamaan mulai terkikis akibat banyaknya budaya barat yang masuk .
Dengan demikian ciri, citra , dan karsa budaya indonesia sendiri mulai kehilangan budaya sendiri. Dan di dalam era globalisasi ini banyak kebudayaan dan kesenian yang bermunculan seperti malaysia yang berpendapat ada kesenian Indonesia yang mereka akui contohnya: wayang, batik , dan juga reok. Wayang telah ada, tumbuh dan berkembang sejak lama hingga sekarang, melintasi perjalanan panjang sejarah Indonesia.
Telah teruji dalam menghadapi berbagai tantangan dari waktu Selain itu budaya Indonesia beranekaragam, tetapi kita tidak menyadarkannya karena banyaknya kebudayaan kita yang berbeda-beda dari seluruh nusantara. Maka dari itu, dalam suatu daerah mempunyai corak yang berbeda-beda. Seperti bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia,dan juga bahasa daerah, dengan demikian alat memperkokoh budaya bangsa seperti halnya kita lestarikan perkembangan kebudayaan kita sejak saat ini untuk memperkokoh budaya bangsa.

B.    VISI MISI
Adapun visi misi dari makalah ini adalah
Visi   :    menjadi pusat kajian dan pengembangan pemikiran ahlak dan budaya buton serta tasawuf islam
Misi  :    mengembangkan ilmu ahlak dan tasawuf melalui pengkajian dan penelitian
C.        Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang diangkat pada pembahasan makalah ini adalah:
1.    Pembentukan Ilmu Ahlak
2.    Pembinaan ahlak anak remaja
3.    Arti Kesehatan jiwa mental
4.    Pengaruh Ahlak Bagi Manusia
5.    Budaya Buton
6.    Macam-macam Budaya Religi di Buton
7.    Makna-makna Budaya Kesultanan Buton
8.    Tradisi masyarakat kesultanan Buton

D.        Tujuan Masalah
            Setelah Rumusan masalah diatas maka Tujuan Masalah dalam Makalah Ini adalah
1.    Dapat memahami pembentukan Ilmu Ahlak
2.    Mengetahui Pembinaan Ahlak Anak Remaja
3.    Memahami Arti Kesehatan Jiwa Mental
4.    Dapat Mengetahui pengaruh Ahlak Bagi Manusia
5.    Dapat mengetahui peninggalan budaya Buton
6.    Dapat mengetahui dan mengajarkan macam-macam budaya Religi di Buton
7.    Memahami Makna-makna Budaya Kesultanan Buton
8.    Memahami Tradisi Masyarakat Buton

BAB II
PEMBAHASAN
A.        Pembentukan Ilmu Ahlak
            Sebelum mengetahui pembentukan Ahlak terlebih dahulu kita pahami pengertian ahlak. Yang dimaksud dengan ilmu ahlak adalah ilmu untuk menetapkan ukuran segala perbuatan manusia baik atau buruknya benar atau salahnya, semua itu ditentukan dengan mempergunakan ilmu ahlak. Hukum itu berlaku atas semua golongan manusia dengan tidak memandang buluh. Dengan ukuran apakah kita mengukur sesuatu perbuatan sehingga kita dapat menetapkan bahwa sesuatu itu baik atau buruk.? Manusia itu berlainan sekali dengan tujuan hidupnya. Misalnya,ada yang mencari kejayaan, ada yang mencari kemerdekaan, ada mencari pangkat atau kekuasaan, ada yang mencari kemasuran ada pula yang mencari ilmu pengetahuan. Itulah yang dimaksud dengan ilmu ahlak.

B.        Pembinaan Ahlak Anak Remaja
            Sebagian besar pemikiran para ahli pembinaa ahlak anak remaja lebih bercorak kepada keagamaan yang mana dititik beratan kepada pembersihan pribadi dan sifat-sifat yang berlawanan dengan tuntutan agama, seperti: takabur, pemarah, dan penipu. Oleh sebab itu, pembinaan ahlak anak remaja ini menggunakan media tata tradisi yang berlaku dalam lingkungan masyarakat itu dengan mebuka berbagai maca kegiatan remaja itu untuk pembinaan anak tersebut. Oleh sebab itu seorang anak sebelum memasuki usia remaja harus selalu dibimbing dan di didik oleh orang tua agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang negatif. Dimana dalam pembinaan ahlak tersebut seseorang harus selalu didekatkan kepada tuhannya agar tidak berfikir takabur. Setelah memasuki usia remaja banyak anak yang mulai berperilaku bebas tanpa memikirkan resiko yang akan mereka dapatkan karena pada masa puber (remaja) hampir semua anak melakukan semua apa yang mereka pikirkan baik itu hal yang positif maupun sesuatu negatif.
            Dalam memasuki usia remaja ini peran lingkungan keluarga dan orang tua sangat dibutuhkan guna membimbing anak tersbut untuk menumbuhkan ahlak sesuai dengan apa yang harusnya dilakukan. Ahlak anak remaja selalu berhubungan dengan budaya yang mereka yakini.

C.        Arti Kesehatan Jiwa Mental
            Adapun pengertian arti kesehatan iwa mental aalah apabila kita melihat suatu masalah kelakuan yang agak menonjol akan segera terfikir oleh kita masalah kesehatan jiwa mental tersebut, dimana seseorag  dalam berhubungan dengan lingkungannya termasuk orang dan amhluk lain menampakan sikap dan kelakuan yang tidak wajar, biasanya kelakuan yang tidak wajar itu menimbulkan bermacam-macam masalah dan kesukaran pribadinya. Biasanya tidak keluar dengan apa yang dikeluarkan para ahli biologi, dalama melakukan interkasi dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya maupun sesamanya sebagai jaminan kelangsungan hidup dan pertumbuhan dirinya serta untuk mempertahankan jenisnya, apabila orang tidak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya biasanya orang tersebut dikatakan bahwa orang yang bersangkutan kesehatan jiwa mentalnya diragukan.

D.        Pengaruh Ahlak Bagi Manusia
            Ahlak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk cara hidup dan cara berpikir bagi mereka yang beragama, baik pengaruh itu berupa kebaikan maupun keburukan. Pada kebaikannya adalah menyebabkan orang menjadi ikhlas dalam beramal atau berjuang semata-mata karena Allah SWT Tidak karena maksud yang lain. Pada keburukannya, ialah tiada kurangnya pula akses-akses yang buruk-buruk yang timbul akibat ahlak tersebut.
            Dalam agama islam sering dikenal dengan sebutan “dinun wa daulan amin” adalah agama, ahlak dan Negara atau lebih kecil lagi yakni “lingkungan”. Sering terjadi salah penafsiran khususnya kelompok-kelompok pengganti mistik sehingga I’tikad islam maupun ahlak tercemar karena salah tafsir dalam pemahaman mistik yang tidak berdasarkan nilai-nilai islam, Al-Qur’an dan sunnah rasulullah serta tradisi-tradisi ahlak yang mulia.
            Keistimewaan ilmu ahlak ini adalah bahwa: ilmu ini lebih berat kepada perasaan atau kita kenal dengan sebutan “Zauq”. Jadi lebih dekat kepada seni daripada kepada “filsafat”. Kalau seseorang mempelajari atau membaca buku-buku ahlak, biasanya orang akan terdorong mempelajari buku-buku ajaran tasawuf sercara mendalam, maka akan hadir pemikiran yang sehat, berbuat serba hati-hati dan berlaku adil sesuai ajaran-ajaran ahlak dalam islam.

E.        BUDAYA BUTON
            Sebelum mengetahui lebih jauh tentang budaya buton terlebih dahulu kita mengenal apa itu budaya. Budaya adalah peninggalan yang berbentuk fisik yang dapat dilihat dengan kasat mata.
            Adapun situs-situs peninggalan Kebudayaan Buton yang masi ada hingga saat ini adalah:
1.    Benteng keraton kesultanan buton yang merupakan benteng terluas didunia
2.    Batu popaua yang merupakan batu pelantikan sultan pada masa kesultanan
3.    Masjid Agung keraton Buton merupakan salah satu masjid yang masih berdiri kokoh hingga saat ini yang konon katanya bisa mendengar suara adzan dari mekah
4.    Dan lain sebagainya


Nilai penting kebudayaan buton
            Beberapa nilai yang terkandung dalam nilai penting kebudayaan yaitu nilai etnik (tradisi), estetika (keindahan) dan publik (masyarakat). Nilai etnik dapat dilihat pada keberadaan keraton buton dari awal hingga kini yang telah mengalami interaksi panjang sehingga turut memberi bentuk pada tradisi buton pada masa sekarang yang iwujudkan dalam kehidupan sosial dan budaya. Nilai estetika dapat dilihat dari bangunannya yag tidak hanya memperlihatkan penggunaan bahan yang tahan lama, namun juga menampilkan unsur-unsur keindahan berupa cara penyambungan antar kayu dan komposisi bangunan yang sarat makna filosofis. Nilai Publik sebagai media untuk transfer of culture (transfer kebudayaan) dan transfer of knwoledge (transfer pengetahuan) kepada masyarakat setempat.
            Tata ruang didalam benteng keraton pada masa lalu dibedakan berdasarkan kampung atau lingkungan. Sedangkan tatang ruang mikro mencakup stratifikasi masyarakat yang berdominsili dikompleks keraton Buton pada masa lalu, yang hanya boleh dihuni dua golongan bangsawa yaitu kaomu dan walaka. Kegua golongan ini memegang jabatan penting, golongan kaomu menjabat sultan, sedangkan golongan walaka memilih dan membentuk sultan.
            Menurut tradisi lisan yang diceritakan secar turun temurun, lokasi pendirian keraton diawali oleh para imigran dari kawasaan Malaka (pengguna bahasa melayu) yang membuka pemukiman di tempat ini, yang kemudian digunakan sebagai pusat Kerajaan Buton. Pemilihan tempat diketinnggian sebagai pusat merupakan refleksi dari kepercayaan Hindu, yang mengidentifikasikan ketinggian sebagai tempat para bersemayamnya para dewa. Ketinggian tempat bermukim yang digunakan sebagai pusat kerajaan sekaligus akan mendeekatkan mereka dengan dewa.


F.         Macam-Macam Budaya Religi di Buton
Dalam kehidupan sosial masyarakat dikenal berbagai macam upacara keagamaan baik yang berhubungan langsung dengan tradisi peribadatan maupun yang berhubungan langsung dengan budaya dan kemasyarakatan.
Masyarakat Buton sangat memuliakan bulan-bulan suci Umat Islam. Tidak mengherankan mereka selalu melaksanakan prosesi-prosesi upacara guna memperingati berbagai peristiwa yang terjadi (bulan tersebut). Prosesi keagamaan tersebut natara lain :
1.    Ala’ana Buluna, Ala’ana Buluna yaitu Upacara yang berkaitan dengan pengguntingan rambut bayi setelah bayi berumur 40 hari.
2.    Tandaki dan Posusu, Tandaki dan Posusu yaitu Upacar yang berkaitan dengan penyunatan (Tandaki untuk laki-laki dan Posusu untuk perempuan). Upacara Tandaki diperuntukkan bagi abnak laki-laki yang telah memasuki masa akhir balik yang melambangkan bahwa anak tersebut telah resmi menjadi muslim artinya bahwa anak tersebut berkewajiban untuk melaksanakan segala perintah dan larangan yang diajarkan dalam agam Islam. Upacara Tandaki biasanya diselenggarakan oleh keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi sehingga dalam pelaksanaannya turut diundang keluarga sanakkeluarga sahabat dekat maupun dapat dilaksanakan dalam bentuk yang sederhana yang disebut “Manokoia”.
3.    Qunua, Qunua yaitu upacara yang berkaitan dengan peringatan Nuuzunul Qur’an. Upacara ini biasa dilaksanakan pada pertengahan bulan suci Ramadhan tau 15 malam puasa. Pelaksanaan Qunua dalam tradisi Buton Umumnya dilaksanakan setelah shalat Tarwuh diatas jam 12 malam dirangkaikan dengan sahur secara bersama-sama didalam Masjid
4.    Kadhiri, Kadhiri yaitu upacara yang berkaitan dengan turunya Lailatul Qadar dibulan suci Ramadhan pelaksanaanmya mirip dengan Qunua yang hanya dilaksanakan pada 27 malam ramadhan karena diyakini pada malam itulah trunnya Lailatul Qadar.
5.    Malona Bangua, Malona bangua yaitu upacara yang dilakukan pada malam pertama Ramadahan yang dulu dimeriahkan dengan gantungan meriam namun sekarang diganti dengan membakar lilin di rumah-rumah di pemakaman sebagai tanda bahwa bulan suci Ramadhan telah tiba.
6.    Malona Raraea, Malona Raraea yaitu upacara menandai berakhirnya bulan Ramadhan atau masuknya 1 syawal (Idul Adha). Pelaksanaannya sama dengan Malona Bangua.
7.    Pakandeana Ana-Ana Maelu, Pakandeana Ana-Ana maelu yaitu upacara yang berkaitan dengan memberi makan kepada anak yatim yang dilakukan pada bulan Muharram. Upacara ini sampai saat ini masih dilaksanakan pada orang-orang atau keluarga yang mempunyai kemampuan. Biasanya setelah pemberian makan ala qadarnyav terhadap anak yatim piatu mereka berikan juga sejumlah uang.
8.    Haroana Maludu, Haroana maludu yaitu peninggalan budaya sejak Zaman kesultanan Buton. Masyarakat memperingati kelahiran Nabi muhammad SAW sebagai suatu upacara yang sakral yang dalam Rabi’ul awal menurut adat Buton Haroa tersebut dibuka oleh Sultan pada malam 12 hari bulan Rabi’ul awal kemudian untuk kalangan masyarakat bisaa memilih salah satu waktu antara malam ke-13b malam ke-29 rabi’ul awal setelah itu ditutup oleh Haroana Hukumuh pada malam ke-30. Masyarakat kesultanan Buton yang mampu melaksanakan setiap tahun dengan membaca riwayat Nabi SAW kadang kala selesai Haroa dilanjutkan dengan lagu-lagu Maludu sampai selesai yang biasanya dinyanyikan dari waktu malam sampai siang hari.
9.    Haroana Pomaloa, Haroana Pomaloa yaitu upacara doa untuk arwah yang telah wafat. Dalam konteks Islam, hal ini bisa dikenal sebagai “Ta’zia” guna memberi hiburabn kepada keluarga yang ditinggalkan agar tidak terlarut-larut dalam kedukaan. Dalam masyarakat Buton dilakukan dengan cara membaca ayat-ayat suci Al- Qur’an diletakkan di “Rahali” kemudian disusun oleh yang lain satu persatu atau membaca surat yasin yang dilaksanakan bersama-sama.
10. Haroana Rajabu, Haroana Rajabu yaitu peninggalan budaya kesultanan Buton yang dikenal oleh masyarakat sejak dahulu kala. Haroa ini dimaksudkan untuk memperingati para suhada yang gugur dimedan perang dalam memperjuangkan Islam bersama-sama Nabi kita Muhammad SAW dan dilaksanakan setiap jum’at pertama pada bulan rajab dengan membaca surat yasin sebanyak3 kali yang dilakuakn oleh Lebe.
11. Upacara Posipo, Upacara Posipo yaitu sebuah proses upacara adat menyambut kelahiran seorang bayi dengan cara menyiapkan makanan dan khusus disiapkan bayi Ibu hamil pada kehamilan pertama dilakukan pada usia 7-9 bulan.
12. Upacara Gorana Oputa, Upacara Gorana Oputa yaitu sebagai tanda pembukaan upacara peringatan Nabi SAW. Pada masa Kesultanan upacara ini dilakukan di Istana berkumpul orang-orang besar Kerajaan bersama semua menteri dan bobato serta pemuka-pemuka masyarakat berssama dengan Sru Sultan melakukan peringatan Maulid dengan membaca riwayat Nabi Muhammad SAW sesudah dibuka oleh sultan maka pada malam berakhirnya sehingga pada malam kesempatan pada seluruh masyarakat dan malam ke-30 bulan oleh pegawai Masjid Keraton yang merupakan upacara penutup yang dinamakan Mauladana Hukumuh.

G.        MAKNA-MAKNA BUDAYA KESULTANAN BUTON
  1. Makna Filosofis, SecarA filosofis upacara-upacara kyang dilaksanakan masyarakat Buton merupakan pemujaan Tuhan Yang Maha Kuasa bahkan makna lainnya, bahkan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Harkat martabat yang lebih dari banding makhluk ciptaannya lainnya yang ada di jagat raya kendati kemudian diharapkan pemahaman tersebut tidak membawa kecenderungan untuk (perilaku melebih-lebihkan manusia dari kodratnya).
  2. Makna Hikmah, Upacara keagamaan dikalangan masyarakat Buton syarat dengan muatan hikmah, dimana dalam upacara setiap warga masyarakat dapat mengambil pelajaran dari hakekat pelaksanaan upacara tersebut berupa pendekatan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan harapan nilai keimanan dan ketakwaan semakin bertambah.
  3. Makna Ibadah, Dalam mana Ibadah dimana upacara-upacara keagamaan nilai-nilai dan ajaran agama Islam.
  4. Makna Sosial Masyarakat, Dalam makna sosial kemasyarakatan, dimana dalam upacara-upacara tersebut turut melibatkan banyak orang tanpa ada pemisahan status sosial sehingga terjalin silaturrahmi yang harmonis dikalangan masyarakat dan berjalan berkesinambungan.

H.        Tradisi Masyarakat Kesultanan Buton
            Masyarakat yang terlahir diwilayah indonesia pasti selalu memiliki tradisi tersendiri. Begitu pula diwilayah kesultanan buton masyarakat buton juga memiliki tradisi tertentu, diantaranya tradisi yang masi ada sampai saat ini adalah: pekande-kandea, puosuo, dan dole-dole.
a.    Pekande-kandea, adalah salah satu acara tradisional dalam rangka mensyukuri nikmat anugrah yang telah diberikan oleh yang maha kuasa selama setahun dan berharap tahun depan dapat lebih baik lagi. Acara ini biasadilaksanakan setelah Idul Fitri atau pembukaan Tahun. Dalam pelaksanaannya, masyarakat menyiapkan talang yang berisi makanan tradional. Disinilah gadis remaja dengan menggunakan Busana tradisional duduk menghadapi talang masing-masing dan selanjutnya menggunggu dua orang pelaksana mengucapkan sebagai tanda-tanda acara telah dimulai.
b.    Posuo, (pingitan) adalah prosesi yang dilakukan selama 8 hari 8 malam bagi gadis remaj yang telah aqil baligh dalam rangka menyongsong masa berumah tangga dengan dipandu oleh seorang bhisa (guru). Kegiatan ini bertujuan untuk mengajarkan kepribadian, pembentukan ahlak, etika serta hal-hal yang berhubungan dengan keagamaan. Bagi gadis remaja yang telah dipingit atau keluar ruangan maka resmilah disebut “kalambe” atau wanita dewasa.
c.    Dole-dole, merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat buton atas lahirnya seorang anak. Menurut kepercayaan orang buton, anak yang telah didole-dole akan terhindar dari segala macampenyakit. Prosesi dole-dole sendiri agalah sang anak diletakkan diatas nyiru yang dialas dengan daun pisang yang diberi minyak kelapa. Selanjutnya anak tersebut dugulingkan diatasnya seluruh badan anak tersebut berminyak. Biasanya dilakukan pada bulan rajab, syaban, dan setelah lebaran sebagai waktu yang baik.




BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
      Dalam kesimpulan dari tema “BUDAYA KESULTANAN BUTON” dapat disimpulkan kebudayaan adalah ciri khas, sari dari suatu bangsa yang berbagai macam keanekaragaman budaya yang terdapat dalam daerah-daerah tertentu yang mempunya ciri-ciri khasnya sendiri. Peranan “BUDAYA KESULTAN BUTON” mempunyai arti penting tersendiri yang menggambarkan suatu perkokohan yang ada di bangsa itu, oleh disebabkan pemerintah harus bisa berperan aktif dalam perkembangan suatu kondisi pada budaya bangsa itu sendiri yang menyimpan segala kekayaan yang terdapat pada berbagai daerah yang mempunyai baerbagai keanekaragaman budaya, disamping itu elemen peran pemerintah ada juga peran serta masyarakat dalam memajukannya yang penting juga adanya kebersamaan tujuan yang sama.

B.  Saran
      Indonesia memiliki berbagai macam adat dan budaya dan salah satu diantaranya adalah Adat dan Budaya Buton. Dari kurun waktu ke waktu secara tidak sadar masyarakat Buton mulai melupakan Adat dan Budaya Buton. Hal ini dikarenakan faktor kebiasaan yang dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Oleh sebab itu, Marilah kita bersama-sama melestarikan Adat dan Budaya buton ini sehingga dikenal oleh kebudayaan asing . Makalah ini tentunya tidak luput dari kesalah dan kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perkembangan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat Buton. Yayasan Keraton Wolio Buton. Bau-Bau.
Safulin, La Ode, Rustam Awat & Aris Mahmud. 2009. Akhlak dan Budaya Buton. Bau-Bau.
Tanziylu Faizal Amir, Ld. Muhammad, dkk. Sejarah Terjadinya Negeri Buton dan Negeri Muna. Buton.
Turi, La Ode. 2007. Esensi Kepemimpinan Bhinci-Bhinciki Kuli (Suatu Tinjauan Budaya Kepemimpinan Lokal Nusantara). Khazanah Nusantara. Kendari.
M. Mu’min Fahimuddin, Menafsir Ulang Sejarah dan Kesultanan Buton, respect, Baubau

darno ufatma (baju merah)