TUGAS MAKALAH
(AHLAK
DAN BUDAYA BUTON)
Disusun Oleh:
Nama : DARNO
UFATMA
NPM : 15 -
310 - 025
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan karunianya yang berupa kesehatan sehingga penilih
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
diangkat adalah ÁHLAK DAN BUDAYA BUTON”
Makalah ini
ditulis dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah “Ahlak Dan Budaya Buton”
dan menambah wawasan bahan bacaan tentang “Ahlak dan Budaya Buton” serta
menambah ilmu yang terdapat dari bahan makalah ini.
Telah diupayakan
agar isi makalah ini dapat memenuhi harapan Dosen mata kuliah ‘’Ahlak dan
Budaya Buton” Dengan segala keterbatasan, penulis sadar bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan, dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran pembaca, penulis terima demi perbaikan-perbaikan dan kesempurnaan makalah
ini.
Kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas
makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya.
Penulis
Darno
Ufatma
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... .... I
KATA PENGANTAR ........................................................................................ II
DAFTAR ISI........................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... .... 1
B. Visi Misi............................................................................................... .... 1
C. Rumusan Masalah .......................................................................... .... 2
D. Tujuan Masalah ................................................................................ .... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembentukan
Ilmu Ahlak................................................................ .... 3
B. Pembinaan
ahlak anak remaja....................................................... .... 3
C. Arti
Kesehatan jiwa mental.............................................................. .... 4
D. Pengaruh
Ahlak Bagi Manusia...................................................... .... 4
E. Budaya
Buton.................................................................................... .... 5
F. Macam-macam
Budaya Religi di Buton........................................
7
G. Makna-makna
Budaya Kesultanan Buton .................................. .... 9
H. Tradisi
masyarakat kesultanan Buton........................................... .... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ .... 12
B. Saran .................................................................................................. .... 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam budaya bangsa Indonesia sendiri kaya akan budaya bangsanya,
sebagian besar budaya dapat diekspresikan dan artikulasi dari hasil cipta, karsa
dan karya. Pada dasarnya budaya Indonesia banyak berkembang di berbagai daerah
tetapi demikian budaya timur masuk dan budaya Indonesia sendiri lama kelamaan
mulai terkikis akibat banyaknya budaya barat yang masuk .
Dengan demikian ciri, citra , dan karsa budaya
indonesia sendiri mulai kehilangan budaya sendiri. Dan di dalam era globalisasi
ini banyak kebudayaan dan kesenian yang bermunculan seperti malaysia yang
berpendapat ada kesenian Indonesia yang mereka akui contohnya: wayang, batik ,
dan juga reok. Wayang telah ada, tumbuh dan berkembang sejak lama hingga
sekarang, melintasi perjalanan panjang sejarah Indonesia.
Telah teruji dalam menghadapi berbagai
tantangan dari waktu Selain itu budaya Indonesia beranekaragam, tetapi kita
tidak menyadarkannya karena banyaknya kebudayaan kita yang berbeda-beda dari
seluruh nusantara. Maka dari itu, dalam suatu daerah mempunyai corak yang
berbeda-beda. Seperti bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia,dan juga bahasa
daerah, dengan demikian alat memperkokoh budaya bangsa seperti halnya kita
lestarikan perkembangan kebudayaan kita sejak saat ini untuk memperkokoh budaya
bangsa.
B.
VISI
MISI
Adapun visi misi dari makalah ini adalah
Visi : menjadi
pusat kajian dan pengembangan pemikiran ahlak dan budaya buton serta tasawuf
islam
Misi : mengembangkan
ilmu ahlak dan tasawuf melalui pengkajian dan penelitian
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang
diangkat pada pembahasan makalah ini adalah:
1. Pembentukan
Ilmu Ahlak
2. Pembinaan
ahlak anak remaja
3. Arti
Kesehatan jiwa mental
4. Pengaruh
Ahlak Bagi Manusia
5. Budaya
Buton
6. Macam-macam
Budaya Religi di Buton
7. Makna-makna
Budaya Kesultanan Buton
8. Tradisi
masyarakat kesultanan Buton
D. Tujuan Masalah
Setelah
Rumusan masalah diatas maka Tujuan Masalah dalam Makalah Ini adalah
1. Dapat
memahami pembentukan Ilmu Ahlak
2. Mengetahui
Pembinaan Ahlak Anak Remaja
3. Memahami
Arti Kesehatan Jiwa Mental
4. Dapat
Mengetahui pengaruh Ahlak Bagi Manusia
5. Dapat
mengetahui peninggalan budaya Buton
6. Dapat
mengetahui dan mengajarkan macam-macam budaya Religi di Buton
7. Memahami
Makna-makna Budaya Kesultanan Buton
8. Memahami
Tradisi Masyarakat Buton
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembentukan Ilmu Ahlak
Sebelum mengetahui pembentukan Ahlak terlebih dahulu kita pahami
pengertian ahlak. Yang dimaksud dengan ilmu ahlak adalah ilmu untuk menetapkan
ukuran segala perbuatan manusia baik atau buruknya benar atau salahnya, semua
itu ditentukan dengan mempergunakan ilmu ahlak. Hukum itu berlaku atas semua
golongan manusia dengan tidak memandang buluh. Dengan ukuran apakah kita
mengukur sesuatu perbuatan sehingga kita dapat menetapkan bahwa sesuatu itu
baik atau buruk.? Manusia itu berlainan sekali dengan tujuan hidupnya.
Misalnya,ada yang mencari kejayaan, ada yang mencari kemerdekaan, ada mencari
pangkat atau kekuasaan, ada yang mencari kemasuran ada pula yang mencari ilmu
pengetahuan. Itulah yang dimaksud dengan ilmu ahlak.
B. Pembinaan Ahlak Anak
Remaja
Sebagian besar pemikiran para ahli pembinaa ahlak anak remaja lebih
bercorak kepada keagamaan yang mana dititik beratan kepada pembersihan pribadi
dan sifat-sifat yang berlawanan dengan tuntutan agama, seperti: takabur,
pemarah, dan penipu. Oleh sebab itu, pembinaan ahlak anak remaja ini
menggunakan media tata tradisi yang berlaku dalam lingkungan masyarakat itu
dengan mebuka berbagai maca kegiatan remaja itu untuk pembinaan anak tersebut.
Oleh sebab itu seorang anak sebelum memasuki usia remaja harus selalu dibimbing
dan di didik oleh orang tua agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang negatif.
Dimana dalam pembinaan ahlak tersebut seseorang harus selalu didekatkan kepada
tuhannya agar tidak berfikir takabur. Setelah memasuki usia remaja banyak anak
yang mulai berperilaku bebas tanpa memikirkan resiko yang akan mereka dapatkan
karena pada masa puber (remaja) hampir semua anak melakukan semua apa yang
mereka pikirkan baik itu hal yang positif maupun sesuatu negatif.
Dalam memasuki usia remaja ini peran lingkungan keluarga
dan orang tua sangat dibutuhkan guna membimbing anak tersbut untuk menumbuhkan
ahlak sesuai dengan apa yang harusnya dilakukan. Ahlak anak remaja selalu
berhubungan dengan budaya yang mereka yakini.
C. Arti Kesehatan Jiwa
Mental
Adapun pengertian arti kesehatan iwa mental aalah apabila kita
melihat suatu masalah kelakuan yang agak menonjol akan segera terfikir oleh
kita masalah kesehatan jiwa mental tersebut, dimana seseorag dalam berhubungan dengan lingkungannya
termasuk orang dan amhluk lain menampakan sikap dan kelakuan yang tidak wajar,
biasanya kelakuan yang tidak wajar itu menimbulkan bermacam-macam masalah dan
kesukaran pribadinya. Biasanya tidak keluar dengan apa yang dikeluarkan para
ahli biologi, dalama melakukan interkasi dan penyesuaian diri terhadap
lingkungannya maupun sesamanya sebagai jaminan kelangsungan hidup dan
pertumbuhan dirinya serta untuk mempertahankan jenisnya, apabila orang tidak
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya biasanya orang tersebut
dikatakan bahwa orang yang bersangkutan kesehatan jiwa mentalnya diragukan.
D. Pengaruh Ahlak Bagi
Manusia
Ahlak sangat besar pengaruhnya dalam membentuk cara hidup dan cara
berpikir bagi mereka yang beragama, baik pengaruh itu berupa kebaikan maupun
keburukan. Pada kebaikannya adalah menyebabkan orang menjadi ikhlas dalam
beramal atau berjuang semata-mata karena Allah SWT Tidak karena maksud yang
lain. Pada keburukannya, ialah tiada kurangnya pula akses-akses yang
buruk-buruk yang timbul akibat ahlak tersebut.
Dalam agama islam sering dikenal dengan sebutan “dinun wa
daulan amin” adalah agama, ahlak dan Negara atau lebih kecil lagi yakni
“lingkungan”. Sering terjadi salah penafsiran khususnya kelompok-kelompok
pengganti mistik sehingga I’tikad islam maupun ahlak tercemar karena salah
tafsir dalam pemahaman mistik yang tidak berdasarkan nilai-nilai islam,
Al-Qur’an dan sunnah rasulullah serta tradisi-tradisi ahlak yang mulia.
Keistimewaan ilmu ahlak ini adalah bahwa: ilmu ini lebih
berat kepada perasaan atau kita kenal dengan sebutan “Zauq”. Jadi lebih dekat
kepada seni daripada kepada “filsafat”. Kalau seseorang mempelajari atau
membaca buku-buku ahlak, biasanya orang akan terdorong mempelajari buku-buku
ajaran tasawuf sercara mendalam, maka akan hadir pemikiran yang sehat, berbuat
serba hati-hati dan berlaku adil sesuai ajaran-ajaran ahlak dalam islam.
E. BUDAYA BUTON
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang budaya buton
terlebih dahulu kita mengenal apa itu budaya. Budaya adalah peninggalan yang
berbentuk fisik yang dapat dilihat dengan kasat mata.
Adapun situs-situs peninggalan Kebudayaan Buton yang masi
ada hingga saat ini adalah:
1. Benteng keraton kesultanan buton yang merupakan benteng terluas
didunia
2. Batu popaua yang merupakan batu pelantikan sultan pada masa kesultanan
3. Masjid Agung keraton Buton merupakan salah satu masjid yang masih
berdiri kokoh hingga saat ini yang konon katanya bisa mendengar suara adzan
dari mekah
4. Dan lain sebagainya
Nilai penting kebudayaan buton
Beberapa nilai yang terkandung dalam nilai penting
kebudayaan yaitu nilai etnik (tradisi), estetika (keindahan) dan publik
(masyarakat). Nilai etnik dapat
dilihat pada keberadaan keraton buton dari awal hingga kini yang telah
mengalami interaksi panjang sehingga turut memberi bentuk pada tradisi buton
pada masa sekarang yang iwujudkan dalam kehidupan sosial dan budaya. Nilai estetika dapat dilihat dari
bangunannya yag tidak hanya memperlihatkan penggunaan bahan yang tahan lama,
namun juga menampilkan unsur-unsur keindahan berupa cara penyambungan antar
kayu dan komposisi bangunan yang sarat makna filosofis. Nilai Publik sebagai media untuk transfer of culture (transfer kebudayaan) dan transfer of knwoledge (transfer pengetahuan) kepada masyarakat
setempat.
Tata ruang didalam benteng keraton pada masa lalu
dibedakan berdasarkan kampung atau lingkungan. Sedangkan tatang ruang mikro
mencakup stratifikasi masyarakat yang berdominsili dikompleks keraton Buton
pada masa lalu, yang hanya boleh dihuni dua golongan bangsawa yaitu kaomu dan walaka. Kegua golongan ini memegang jabatan penting, golongan kaomu menjabat sultan, sedangkan
golongan walaka memilih dan membentuk
sultan.
Menurut tradisi lisan yang diceritakan secar turun
temurun, lokasi pendirian keraton diawali oleh para imigran dari kawasaan
Malaka (pengguna bahasa melayu) yang membuka pemukiman di tempat ini, yang
kemudian digunakan sebagai pusat Kerajaan Buton. Pemilihan tempat diketinnggian
sebagai pusat merupakan refleksi dari kepercayaan Hindu, yang
mengidentifikasikan ketinggian sebagai tempat para bersemayamnya para dewa.
Ketinggian tempat bermukim yang digunakan sebagai pusat kerajaan sekaligus akan
mendeekatkan mereka dengan dewa.
F. Macam-Macam Budaya
Religi di Buton
Dalam kehidupan
sosial masyarakat dikenal berbagai macam upacara keagamaan baik yang
berhubungan langsung dengan tradisi peribadatan maupun yang berhubungan
langsung dengan budaya dan kemasyarakatan.
Masyarakat
Buton sangat memuliakan bulan-bulan suci Umat Islam. Tidak mengherankan mereka
selalu melaksanakan prosesi-prosesi upacara guna memperingati berbagai
peristiwa yang terjadi (bulan tersebut). Prosesi keagamaan tersebut natara lain
:
1.
Ala’ana Buluna, Ala’ana Buluna yaitu Upacara yang berkaitan dengan pengguntingan rambut
bayi setelah bayi berumur 40 hari.
2.
Tandaki dan Posusu, Tandaki dan Posusu yaitu Upacar yang berkaitan dengan penyunatan (Tandaki
untuk laki-laki dan Posusu untuk perempuan). Upacara Tandaki diperuntukkan bagi
abnak laki-laki yang telah memasuki masa akhir balik yang melambangkan bahwa
anak tersebut telah resmi menjadi muslim artinya bahwa anak tersebut
berkewajiban untuk melaksanakan segala perintah dan larangan yang diajarkan
dalam agam Islam. Upacara Tandaki biasanya diselenggarakan oleh keluarga yang
memiliki kemampuan ekonomi sehingga dalam pelaksanaannya turut diundang
keluarga sanakkeluarga sahabat dekat maupun dapat dilaksanakan dalam bentuk
yang sederhana yang disebut “Manokoia”.
3.
Qunua, Qunua yaitu
upacara yang berkaitan dengan peringatan Nuuzunul Qur’an. Upacara ini biasa
dilaksanakan pada pertengahan bulan suci Ramadhan tau 15 malam puasa.
Pelaksanaan Qunua dalam tradisi Buton Umumnya dilaksanakan setelah shalat
Tarwuh diatas jam 12 malam dirangkaikan dengan sahur secara bersama-sama
didalam Masjid
4.
Kadhiri, Kadhiri yaitu
upacara yang berkaitan dengan turunya Lailatul Qadar dibulan suci Ramadhan
pelaksanaanmya mirip dengan Qunua yang hanya dilaksanakan pada 27 malam
ramadhan karena diyakini pada malam itulah trunnya Lailatul Qadar.
5.
Malona Bangua, Malona bangua
yaitu upacara yang dilakukan pada malam pertama Ramadahan yang dulu dimeriahkan
dengan gantungan meriam namun sekarang diganti dengan membakar lilin di
rumah-rumah di pemakaman sebagai tanda bahwa bulan suci Ramadhan telah tiba.
6.
Malona Raraea, Malona Raraea
yaitu upacara menandai berakhirnya bulan Ramadhan atau masuknya 1 syawal (Idul
Adha). Pelaksanaannya sama dengan Malona Bangua.
7.
Pakandeana Ana-Ana Maelu, Pakandeana Ana-Ana maelu yaitu upacara yang berkaitan
dengan memberi makan kepada anak yatim yang dilakukan pada bulan Muharram.
Upacara ini sampai saat ini masih dilaksanakan pada orang-orang atau keluarga
yang mempunyai kemampuan. Biasanya setelah pemberian makan ala qadarnyav
terhadap anak yatim piatu mereka berikan juga sejumlah uang.
8.
Haroana Maludu, Haroana maludu yaitu peninggalan budaya sejak Zaman kesultanan Buton.
Masyarakat memperingati kelahiran Nabi muhammad SAW sebagai suatu upacara yang
sakral yang dalam Rabi’ul awal menurut adat Buton Haroa tersebut dibuka oleh
Sultan pada malam 12 hari bulan Rabi’ul awal kemudian untuk kalangan masyarakat
bisaa memilih salah satu waktu antara malam ke-13b malam ke-29 rabi’ul awal
setelah itu ditutup oleh Haroana Hukumuh pada malam ke-30. Masyarakat
kesultanan Buton yang mampu melaksanakan setiap tahun dengan membaca riwayat
Nabi SAW kadang kala selesai Haroa dilanjutkan dengan lagu-lagu Maludu sampai
selesai yang biasanya dinyanyikan dari waktu malam sampai siang hari.
9.
Haroana Pomaloa, Haroana Pomaloa yaitu upacara doa untuk arwah yang telah wafat. Dalam
konteks Islam, hal ini bisa dikenal sebagai “Ta’zia” guna memberi hiburabn
kepada keluarga yang ditinggalkan agar tidak terlarut-larut dalam kedukaan.
Dalam masyarakat Buton dilakukan dengan cara membaca ayat-ayat suci Al- Qur’an
diletakkan di “Rahali” kemudian disusun oleh yang lain satu persatu atau
membaca surat yasin yang dilaksanakan bersama-sama.
10.
Haroana Rajabu, Haroana Rajabu yaitu peninggalan budaya kesultanan Buton yang dikenal oleh
masyarakat sejak dahulu kala. Haroa ini dimaksudkan untuk memperingati para
suhada yang gugur dimedan perang dalam memperjuangkan Islam bersama-sama Nabi
kita Muhammad SAW dan dilaksanakan setiap jum’at pertama pada bulan rajab
dengan membaca surat yasin sebanyak3 kali yang dilakuakn oleh Lebe.
11.
Upacara Posipo, Upacara Posipo yaitu sebuah proses upacara adat menyambut kelahiran seorang
bayi dengan cara menyiapkan makanan dan khusus disiapkan bayi Ibu hamil pada
kehamilan pertama dilakukan pada usia 7-9 bulan.
12.
Upacara Gorana Oputa, Upacara Gorana Oputa yaitu sebagai tanda pembukaan
upacara peringatan Nabi SAW. Pada masa Kesultanan upacara ini dilakukan di
Istana berkumpul orang-orang besar Kerajaan bersama semua menteri dan bobato
serta pemuka-pemuka masyarakat berssama dengan Sru Sultan melakukan peringatan
Maulid dengan membaca riwayat Nabi Muhammad SAW sesudah dibuka oleh sultan maka
pada malam berakhirnya sehingga pada malam kesempatan pada seluruh masyarakat
dan malam ke-30 bulan oleh pegawai Masjid Keraton yang merupakan upacara
penutup yang dinamakan Mauladana Hukumuh.
G. MAKNA-MAKNA BUDAYA KESULTANAN BUTON
- Makna Filosofis, SecarA filosofis upacara-upacara kyang dilaksanakan masyarakat Buton merupakan pemujaan Tuhan Yang Maha Kuasa bahkan makna lainnya, bahkan manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Harkat martabat yang lebih dari banding makhluk ciptaannya lainnya yang ada di jagat raya kendati kemudian diharapkan pemahaman tersebut tidak membawa kecenderungan untuk (perilaku melebih-lebihkan manusia dari kodratnya).
- Makna Hikmah, Upacara keagamaan dikalangan masyarakat Buton syarat dengan muatan hikmah, dimana dalam upacara setiap warga masyarakat dapat mengambil pelajaran dari hakekat pelaksanaan upacara tersebut berupa pendekatan diri pada Tuhan Yang Maha Kuasa dengan harapan nilai keimanan dan ketakwaan semakin bertambah.
- Makna Ibadah, Dalam mana Ibadah dimana upacara-upacara keagamaan nilai-nilai dan ajaran agama Islam.
- Makna Sosial Masyarakat, Dalam makna sosial kemasyarakatan, dimana dalam upacara-upacara tersebut turut melibatkan banyak orang tanpa ada pemisahan status sosial sehingga terjalin silaturrahmi yang harmonis dikalangan masyarakat dan berjalan berkesinambungan.
H. Tradisi
Masyarakat Kesultanan Buton
Masyarakat yang terlahir diwilayah indonesia pasti
selalu memiliki tradisi tersendiri. Begitu pula diwilayah kesultanan buton
masyarakat buton juga memiliki tradisi tertentu, diantaranya tradisi yang masi
ada sampai saat ini adalah: pekande-kandea, puosuo, dan dole-dole.
a. Pekande-kandea, adalah salah satu acara tradisional dalam rangka
mensyukuri nikmat anugrah yang telah diberikan oleh yang maha kuasa selama
setahun dan berharap tahun depan dapat lebih baik lagi. Acara ini
biasadilaksanakan setelah Idul Fitri atau pembukaan Tahun. Dalam
pelaksanaannya, masyarakat menyiapkan talang yang berisi makanan tradional.
Disinilah gadis remaja dengan menggunakan Busana tradisional duduk menghadapi
talang masing-masing dan selanjutnya menggunggu dua orang pelaksana mengucapkan
sebagai tanda-tanda acara telah dimulai.
b. Posuo, (pingitan) adalah prosesi yang dilakukan selama 8 hari
8 malam bagi gadis remaj yang telah aqil baligh dalam rangka menyongsong masa
berumah tangga dengan dipandu oleh seorang bhisa (guru). Kegiatan ini bertujuan
untuk mengajarkan kepribadian, pembentukan ahlak, etika serta hal-hal yang
berhubungan dengan keagamaan. Bagi gadis remaja yang telah dipingit atau keluar
ruangan maka resmilah disebut “kalambe” atau wanita dewasa.
c. Dole-dole, merupakan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat buton
atas lahirnya seorang anak. Menurut kepercayaan orang buton, anak yang telah
didole-dole akan terhindar dari segala macampenyakit. Prosesi dole-dole sendiri
agalah sang anak diletakkan diatas nyiru yang dialas dengan daun pisang yang
diberi minyak kelapa. Selanjutnya anak tersebut dugulingkan diatasnya seluruh
badan anak tersebut berminyak. Biasanya dilakukan pada bulan rajab, syaban, dan
setelah lebaran sebagai waktu yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kesimpulan dari tema “BUDAYA KESULTANAN BUTON”
dapat disimpulkan kebudayaan adalah ciri khas, sari dari suatu bangsa yang
berbagai macam keanekaragaman budaya yang terdapat dalam daerah-daerah tertentu
yang mempunya ciri-ciri khasnya sendiri. Peranan “BUDAYA KESULTAN BUTON”
mempunyai arti penting tersendiri yang menggambarkan suatu perkokohan yang ada
di bangsa itu, oleh disebabkan pemerintah harus bisa berperan aktif dalam
perkembangan suatu kondisi pada budaya bangsa itu sendiri yang menyimpan segala
kekayaan yang terdapat pada berbagai daerah yang mempunyai baerbagai
keanekaragaman budaya, disamping itu elemen peran pemerintah ada juga peran serta
masyarakat dalam memajukannya yang penting juga adanya kebersamaan tujuan yang sama.
B. Saran
Indonesia memiliki berbagai macam adat dan budaya dan
salah satu diantaranya adalah Adat dan Budaya Buton. Dari kurun waktu ke waktu
secara tidak sadar masyarakat Buton mulai melupakan Adat dan Budaya Buton. Hal
ini dikarenakan faktor kebiasaan yang dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Oleh
sebab itu, Marilah kita bersama-sama melestarikan Adat dan Budaya buton ini
sehingga dikenal oleh kebudayaan asing . Makalah ini tentunya tidak luput dari
kesalah dan kekurangan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perkembangan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Masyarakat
Buton. Yayasan Keraton Wolio Buton. Bau-Bau.
Safulin,
La Ode, Rustam Awat & Aris Mahmud. 2009. Akhlak dan Budaya Buton. Bau-Bau.
Tanziylu
Faizal Amir, Ld. Muhammad, dkk. Sejarah Terjadinya Negeri Buton dan Negeri
Muna. Buton.
Turi,
La Ode. 2007. Esensi Kepemimpinan Bhinci-Bhinciki Kuli (Suatu Tinjauan Budaya
Kepemimpinan Lokal Nusantara). Khazanah Nusantara. Kendari.
M. Mu’min Fahimuddin, Menafsir Ulang Sejarah
dan Kesultanan Buton, respect, Baubau
darno ufatma (baju merah) |